Isu Mundurnya Sri Mulyani dari Kabinet Jokowi dan Tanggapan Istana

Redaksi Antarina
Isu Mundurnya Sri Mulyani dari Kabinet Jokowi dan Tanggapan Istana

Jakarta – Berhembus kabar mengejutkan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpotensi mengundurkan diri dari Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo, menyusul rumor serupa untuk Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Namun, Istana Kepresidenan dengan tegas membantah gosip tersebut dan menegaskan komitmen penuh para menteri untuk mendukung program pemerintahan hingga masa jabatan berakhir.

Desas-desus Pengunduran Diri

Rumor mundurnya Sri Mulyani mencuat usai ekonom senior Faisal Basri menyerukan agar sejumlah menteri, termasuk Menkeu dan Menteri PUPR, segera “legowo” melepas jabatan. Ia menyatakan, dorongan moral itu muncul dari kekhawatiran bahwa pemerintah dinilai berpihak dalam Pemilihan Presiden 2024. Menurut Faisal, Sri Mulyani dikabarkan paling siap mundur, sementara beberapa nama lain seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung belum menunjukkan kesiapan serupa.

Sumber Isu dan Pernyataan Faisal Basri

Dalam acara Political Economic Outlook 2024 di Jakarta Selatan pada 13 Januari, Faisal Basri menyinggung potensi mundurnya Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono sebagai langkah berani mempertahankan netralitas eksekutif. Ia menegaskan bahwa desakan itu bersifat moral, bukan upaya lobi langsung. “Saya hanya menyampaikan pandangan, tanpa terhubung pribadi dengan yang bersangkutan,” katanya. Meski demikian, Faisal menyebut para menteri tengah menghitung dampak keputusan mundur, baik dari sisi integritas maupun kesinambungan kebijakan fiskal dan infrastruktur.

Tanggapan Istana Kepresidenan

Menanggapi kabar tersebut, Juru Bicara Istana menegaskan bahwa tidak ada rencana pengunduran diri. “Seluruh jajaran menteri tetap solid dan fokus menjalankan tugas untuk rakyat,” ujar perwakilan Istana. Ia menambahkan, Presiden Jokowi menghargai loyalitas dan profesionalisme para pembantunya dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan proyek strategis nasional. Pernyataan resmi Istana menekankan bahwa isu mundur itu lebih merupakan opini pihak ketiga daripada rencana konkret dari pejabat bersangkutan.

Implikasi Bagi Kabinet dan Pemilu 2024

Isu pergantian menteri di tengah tahun politik tentu menimbulkan kegelisahan di kalangan publik dan pelaku pasar. Posisi Menteri Keuangan sangat krusial dalam menjaga stabilitas makroekonomi, anggaran negara, serta penanganan inflasi. Sementara Basuki Hadimuljono memimpin proyek infrastruktur skala besar yang berpengaruh pada perekonomian daerah dan nasional. Perubahan mendadak pada dua kursi strategis ini dikhawatirkan mengganggu kelancaran program pembangunan jangka menengah.

Latar Belakang dan Prospek Ke Depan

Sejak dilantik pada 2014, Sri Mulyani dikenal memiliki reputasi internasional sebagai arsitek kebijakan fiskal yang menjaga defisit anggaran tetap terkendali. Basuki Hadimuljono pula dipuji atas percepatan pembangunan jalan tol, jembatan, dan penanganan banjir ibu kota. Kedua pejabat ini mendapatkan sorotan tajam saat menyampaikan kebijakan publik maupun bertemu lembaga donor internasional. Hingga kini, baik Kementerian Keuangan maupun PUPR terus berkolaborasi dengan World Bank, ADB, dan lembaga multilateral lain.

Meski rentetan desas-desus sempat memunculkan ketidakpastian, bantahan Istana memberikan kejelasan bahwa Presiden Jokowi masih mengandalkan kinerja Sri Mulyani dan Basuki Hadimuljono. Dengan sisa masa kerja kabinet menjelang Pilpres 2024, publik dan pasar menanti konsistensi kebijakan fiskal dan pembangunan infrastruktur tanpa gangguan signifikan dari rotasi kabinet. Bagaimana menurutmu? Tulis pendapatmu di kolom komentar.