Malaysia Desak Perpanjangan Gencatan Senjata di Myanmar

Redaksi Antarina
Malaysia Desak Perpanjangan Gencatan Senjata di Myanmar

Malaysia Desak Perpanjangan Gencatan Senjata di Myanmar

Malaysia, sebagai Ketua ASEAN 2025, menyerukan perpanjangan dan perluasan gencatan senjata di Myanmar yang akan berakhir pada akhir Mei. Seruan ini menekankan perlunya upaya berkelanjutan dalam memulihkan kondisi Myanmar pasca gempa bumi besar yang mengguncang negara tersebut pada Maret lalu.

Latar Belakang Gencatan Senjata Myanmar

Gencatan senjata awalnya diumumkan oleh junta Myanmar pascagempa berkekuatan besar yang menewaskan ribuan orang dan memaksa puluhan ribu penduduk mengungsi. Meski ada perpanjangan sebelumnya, laporan menyebutkan bahwa konflik dan serangan udara masih terus berlangsung di beberapa wilayah.

Pernyataan Tegas Malaysia

Menteri Luar Negeri Malaysia, Mohamad Hasan, menegaskan bahwa seluruh pihak di Myanmar harus menghentikan permusuhan, memperpanjang, dan memperluas gencatan senjata. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk mempermudah proses pemulihan dan mengurangi penderitaan warga sipil yang terdampak konflik dan bencana.

Konsensus ASEAN sebagai Solusi

Malaysia menekankan kembali perlunya implementasi Konsensus Lima Poin ASEAN yang disepakati pada 2021. Poin-poin ini meliputi penghentian kekerasan, dialog inklusif, penunjukan utusan khusus, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan kunjungan ke Myanmar untuk memantau situasi.

Upaya Diplomatik Malaysia

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, telah melakukan pertemuan dengan pemimpin Myanmar, Min Aung Hlaing, untuk mendorong penghormatan terhadap gencatan senjata. Mohamad Hasan juga berencana melakukan kunjungan ke Naypyidaw pada Juni mendatang sebagai bagian dari upaya diplomatik ASEAN guna menilai kebutuhan kemanusiaan dan mendukung proses pemulihan.

Tantangan dan Harapan

Meskipun ada inisiatif positif, tantangan besar masih harus dihadapi, seperti kurangnya kepercayaan antara pihak-pihak yang bertikai dan kelanjutan kekerasan. Malaysia mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan dialog dan pendekatan yang inklusif demi menciptakan perdamaian berkelanjutan.

Kesimpulan: Perdamaian Myanmar Bergantung pada Kerja Sama Semua Pihak

Desakan Malaysia untuk memperpanjang dan memperluas gencatan senjata di Myanmar mencerminkan komitmen kuat terhadap perdamaian regional. Namun, keberhasilan upaya ini memerlukan kerja sama erat dari semua pihak, termasuk pemerintah Myanmar, ASEAN, dan komunitas internasional. Hanya dengan dialog dan tindakan konkret, perdamaian yang inklusif dan berkelanjutan di Myanmar dapat terwujud.